Desir angin sore memberi kabar bahwa awal senja akan segera datang, secarik garis Jingga mencuat di mega barat, asa hati semakin menguat,
sungguh jika boleh, hati ini masih terus berada di tempat itu. Dalam sebuah
kotak kecil nan rapat, yang menyimpan secarik nama yang mana hati hendak
mengarah.
Namun sungguh belum sedikit pun daya kumiliki, untuk ilmu akhirat pun
aku masih amat dhaif, apalagi untuk melengkapi hawa duniawi, kadang sejenak ku
merenung, akan dengan apa aku menjemputmu kelak?, ah tidak, itu terlalu jauh,
pantaskah aku menjemputmu kelak?. Rasanya diri ini masih jauh bahkan untuk
sekedar layak memesan nama itu dari jauh, aku malu, aku sungguh fakir, fakir
segalanya.
Namun bisikan hati sukar untuk padam,