We Need to Talk
Friday, September 18, 2015
Aku sungguh tak punya secuilpun kuasa untuk sekedar
menggerakkan hatimu, apalagi sepenuhnya memaksamu untuk memilih.
Rasanya aku memang tak berdaya, seketika itu banyak—amat
banyak sekali—kusadari bahwa aku memiliki banyak sekali kekurangan.
Ya setidaknya semua kelemahanku itu mengingatkanku, agar
terus merunduk, dan, terus menerus bercermin.
Dan setidaknya aku masih bisa berserah diri, yah.
Ya Allah, hari ini
Juga malam ini
Kumantapkan diri
Untuk
berserah diri
Kuserahkan sepenuhnya
Urusan perasaan ini kepada Mu
Ya Allah, jika memang aku baik untuknya
Dia pun baik untukku
Jika aku baik untuk keluarganya
Dia pun baik untuk keluargaku,
Jika aku baik untuk masa depannya
Dia pun baik untuk masa depanku,
Jika aku baik untuk agamanya
Dia pun baik untuk agamaku
Maka, mohon secuil rahmatmu
Mohon sedikit restumu
Agar kami dapat bersatu.
Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya,
Sama sekali tak dapat diri ini membayangkannya.
Tetapi, tetap sepenuhnya hamba serahkan kepada Mu.
Makasih Ya Allah, engkau sempatkan hamba untuk bermimpi di
atas namanya, kau berikan hamba jalan untuk menahan diri dari godaan pasaran
Makasih atas puluhan bait puisi yang tersusun dari satu
paket nama yang sama.
Barangkali meskipun kelak akan sampai atau tidak puisi itu
kepadamu, sama sekali bukan masalah bagiku,
Jika kelak memang bersatu, akan kubacakan kalimat-kalimat
itu kepadamu sebelum tidur, sembari menutupnya dengan kalimat “Puisi ini aku
bikin tahun 2013 lho”, kau pun tersenyum malu, dan aku, seolah disiram air
surga yang Allah titipkan lewat senyum mu.
Ah,..
Tapi itu hanya rencana ajah kok, semuanya benar-benar aku
serahkan kepada Allah.
Sekali lagi makasih Ya Allah, hamba membuktikan sendiri
bahwa tidak ada sakit hati yang berlebih jika hati ini dititipkan dalam
petunjuk Mu.
0 comments
Ditunggu komentarnya ^_^