Tak pernah kuduga sebelumnya cerita ini akan terjadi, di mana aku harus kehilangan seorang teman yang kupikir akan menjadi inspirasi terutama untuk diriku sendiri dalam belajar khususnya belajar Bahasa Inggris. Betapa kaget diriku ini begitu mendengar dia harus pergi, sosok orang yang sebenarnya cukup berjasa dalam organisasi kebahasaan sekolah. Meskipun dia bukanlah teman satu kelasku namun aku berharap bisa akrab dengannya dan menjadikannya pacuan bagiku untuk tetap maju, dan tidak malu belajar di sini, namun ternyata ada sesuatu yang lain berkata ternyata dia harus pergi dari kami. Dia pergi di saat belum kukenal sosok seorang dia yang sebenarnya. Meskipun pada awalnya aku bertemu dia pertama kali di saat perkemahan pramuka dan mengira dia adalah sosok yang sombong ternyata aku salah dia adalah orang yang aktif dan harusnya aku mencontoh dia. Namun sekarang dia sudah pergi, harus mencontoh kepada siapa aku sekarang?. Ah! Aku sendiri bingung, apa yang harus aku lakukan. Haruskah aku melanjutkan semua perjuangannya yang ia tinggal di tengah jalan? Apa benar aku orangnya?, ah kurasa tidak banyak orang di kelas sebelah yang jauh lebih pintar dariku. Tapi aku yakin tak ada yang bisa lebih aktif dari dia, termasuk pun aku. Jadi kembali ke permasalahan awal. Apa yang harus aku lakukan setelah orang yang menginspirasiku pergi?. Kembali ke masalalu dengan kebrutalan yang dahsyat, atau melanjutkan motivasiku untuk berubah ke depannya?. Aku tahu jawaban dari semua pertanyaan itu adalah diriku sendiri yang melakukannya. Untuk sekarang ini teman yang kujadikan inspirasi dan motivasiku tersisa satu orang, seorang remaja kecil berhati baja. Percayalah jika ia pergi (juga) aku tak tau harus bagaimana lagi aku menyusun semangat belajarku.