Aku Ingin Biasa Saja

Monday, November 23, 2015


Hai, kau yang membaca tulisan ini.
Bolehkah Aku men**nt**mu biasa saja?,
Bolehkan Aku men**ya***mu biasa saja?.

Aku nggak sanggup kalau harus jadi bulan untukmu, karena aku tidak tercipta dari bongkahan benda angkasa yang bahkan tidak mengandung oksigen untuk kau hidup di atasnya.

Aku juga nggak sanggup kalau jadi mentari untuk menyinari sepanjang hari, karena aku memang bukan sosok yang memiliki suhu sepanas itu, seperti layaknya engkau, akupun sering keringatan saat siang bolong.

Aku gak bisa menjadi awan yang selalu mengikutimu kapan pun dan dimanapun, Karena aku tidak semenyebalkan itu, dan aku tahu kadangkala kau butuh waktu untuk benar-benar sendiri.

Aku juga tak bisa mendeklarasikan diri akan setia hingga mati, karena sungguh urusan hidup mati bukanlah ada pada tanganku.

Izinkan aku, mencintaimu dengan biasa saja,
Izinkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri,
Sepenuhnya berasal dari diriku…

Diriku dibelakangmu adalah sama diriku di depanmu,
Keburukanku di depanmu adalah sama keburukanku di belakangmu,
Senyumku di depanmu adalah sama dengan senyumku di belakangmu.

Jangan harapkan aku bak seorang romeo
Karena aku nggak pandai bersandiwara

Jangan bayangkan aku bisa merangkai puisi sepopuler Chairil Anwar,
Karena untuk membalas pesamu aja aku masih sering slaah kteik.

Tapi,
Izinkan aku menjadi diriku sendiri
Diriku yang dengan ikhlas men**nt**mu
Diriku yang akan jujur dan sederhana konsep bahagianya

Aku akan tersenyum saat kau tak sengaja kentut disampingku dengan keras.
Aku yang akan menyuruhmu menangis dengan keras saat kau menahan kesedihan.
Aku yang akan mengingatkan kalau ada ingus yang menyumbul keluar di hidungmu saat kau pilek,
Aku akan ikut mencuci piring kelak,
Aku akan ikut membersihkan jeroan ikan untuk makan siang nanti.

Aku ingin menjadi toiletmu, yang akan selalu menyambutmu setiap saat dimana kau sangat membutuhkan,
Aku ingin menjadi diary mu, tempat dimana kau menuliskan semuanya di sana, air mu menetes di atasnya, kadang, saat kau marah ujung pena pun dengan keras kau hujam di atasnya. Biar begitu aku siap untuk menjadi diarymu.

Aku ingin kau selalu ingat, bahwa aku men**nt**mu biasa saja.
dan yang terakhir, aku ingin men**nt**mu sesuai Islam mengajarkanku, melalui proses yang  suci, dan diikat dengan tali yang sakral. InsyaAllah. Doakan aku...


0 comments

Ditunggu komentarnya ^_^

You Might Also Like

Instagram