Another December

Sunday, December 03, 2017

http://www.garancedore.fr

Aku harus banyak bersyukur atas tahun-tahun hebat yang aku alami ke belakang. 2014 sampai dengan 2017 sekarang dapat kusebut sebagai pengalaman terbaik sepanjang hidupku.

2014 sebagai tahun awal aku memasuki dunia kampus. Tahun yang segalanya adalah baru dan asing. Perkuliahan, adaptasi budaya dan bahasa, organisasi, hingga pemahaman.
Tahun ini adalah tahun yang sebetulnya cukup berat kulalui.


Salah satu hal terberat adalah masa adaptasi budaya dan bahasa. Well, hidup di tengah masyarakat dengan adat budaya dan bahasa yang berbeda memang tidak begitu mudah di awal, setidaknya aku harus belajar dua tahun sampai akhirnya lumayan memahami--tidak hanya bahasa--namun juga adat kebiasaan dan budayanya, waktu yang sangat lama ya?. Iya aku memang susah beradaptasi dengan kondisi baru.
Setidaknya melalui keadaan ini aku jadi banyak belajar mengenai multikulturalisme. Bila sebelumnya barangkali aku hanya mempelajarinya lewat teori di sekolah dahulu, kini aku menjumpai dan merasakannya secara langsung. Poin penting yang kudapatkan adalah betapa besar dan kayanya kebudayaan di Indonesia. Honestly, kalimat tadi sudah sangat umum dituliskan diucapkan, namun semuanya terasa berbeda manakala aku coba mendalami dan meresapinya secara langsung.
Aku dapati bagaimana manusia bisa memiliki beragam kearifan lokal tentang hidup ini. MasyaAllah. Dunia ini betul-betul beragam, dan poin selanjutnya diriku yang tadinya cuek dengan kebudayaan Jawa Pesisir (Brebes Jawa Tengah), kini menjadi tertarik dan ingin banyak menggali, sepertinya aku melewatkan banyak tentang kebudayaanku sendiri.

Selanjutnya adalah 2015, tahun awal perubahan. Pada tahun ini diriku memang mulai mengenal dengan sesuatu yang kontradiktif dengan hal-hal yang sifatnya prinsipil dalam hidupku. Barangkali diriku di hari-hari sebelumnya masih terbawa dengan diriku ketika pelajar dulu. Orang yang jarang main, tertutup, dangkal dan pendek cara berpikirnya, dan lain sebagainya.
Pada tahun-tahun ini, aku mulai aktif dalam organisasi, sudah lebih baik cara bergaulnya, tidak mudah canggung, and the best part is, aku mulai melewati banyak dinamika. Banyak sekali dinamika, mulai dari kepercayaan, pemikiran bahkan perkuliahanku. Iya, bahkan sampai ke urusan kuliah. Benturan-benturan hebat mulai banyak kuhadapi. Hingga akhirnya aku mengambil keputusan-keputusan penting yang akan berpengaruh besar dalam hidupku untuk selanjutnya.
Aku suka tahun ini. Overall, ini adalah tahun romatis yang aku rasakan. Tahun penuh romansa juga dinamika. Satu gerbang yang manis untuk memasuki tahun selanjutnya: 2016.

2016 adalah masa-masa terbaik yang pernah kurasakan, setidaknya sampai sekarang.Tahun di mana aku berada dalam organisasi dan berkesempatan untuk mengurusinya. Dalam organisasi ini, Aku yang tadinya begitu canggung terhadap orang baru, susah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan yang paling parah adalah penyakit 'merasa tidak enakan terhadap orang lain.' dengan dipaksa waktu dan keadaan menuntutku harus mengubahnya, because there was no tolerances about it.
Melalui organisasi ini, aku bisa menemukan hikmah yang luar biasa besar, dari kawan-kawanku, alumni, dan 'orangtua' dalam organisasi ini.
Tahun yang hebat ini sekaligus tahun terliar diriku. Satu perubahan yang luar biasa radikal terjadi dalam diriku. Dalam hal pemahaman yang nantinya tentu saja akan berefek kepada bagaimana aku berprinsip dan menjalani hidup. Diriku di tahun-tahun sebelumnya sepertinya sudah samasekali berbeda dengan diriku di tahun ini. Pemikiran yang begitu liar--katakanlah begitu--setidaknya menjadikanku lebih berani untuk mendobrak hal-hal yang tidak pernah kusentuh sebelumnya, tentang eksistensi manusia, eksistensi Tuhan, kebenaran agama, dll. Rasa-rasanya diriku saat itu sudah hampir edan karena saking liarnya berpikir, hehe.
Lucu sebenarnya kalau mengingat diriku saat itu. Tapi Alhamdulillah aku gembira dengan hal itu. Karena yang kudapati setelah itu adalah diriku yang memegang keyakinan karena--InsyaAllah--sudah mencoba mencari, mengapa aku percaya ini, dan mengapa aku tidak percaya itu. Mengapa aku harus begini, dan mengapa aku tidak boleh begitu. What a wonderfull year!. ya, sebetulnya aku tidak begitu bagus menggambarkan tahun ini dalam tulisan, satu sisi dalam hatiku berkata memang lebih baik menyimpan memori tahun ini, tentang kenangan, indah sedih, manis pahitnya cukup untuk diriku saja. Kurang lebih begitulah.
Hanya saja tahun ini harus kuakhiri dengan cukup berat, sepertinya dinamika yang kuhadapi di tahun ini sudah naik level, ke tingkatan yang samasekali tidak pernah kulalui sebelumnya, singkatnya, tahun depan aku akan lebih banyak menjalani aktivitasku di Brebes, which is, I'm home. Pulang dari Bandung, the city that gave me tons of memories.

Tahun 2017. Tahun ini, tahun ini terasa begitu panjang bagiku. Masa-masa yang memang banyak kuhabiskan dengan bertarung. Bertarung dengan hatiku sendiri. Adakalanya aku rehat sejenak, duduk menyaksikan hatiku yang bertarung dengan realitas. Yang pasti tahun ini aku mendapatkan pengalaman yang luar biasa besar. Bila di tahun sebelumnya aku banyak tenggelam dalam alam berpikir, idea dalam tempurung kepalaku, maka di tahun ini semesta mengajakku untuk keluar, terjun di lapangan secara langsung, melihat dan belajar dari realitas. Ya, aku belajar sangat banyak pada tahun ini. Dan tahun ini akan mempengaruhiku banyak untuk menjalani hidup ke depan. Setidaknya itu saja yang bisa kutuliskan untuk tahun luar biasa ini.

Dan tidak terasa sekarang telah memasuki bulan Desember. Another December.
I remember how my last December was. Di kamar kosan, berpikir tentang tahun depan, tahun yang akan kulalui dengan sesuatu yang begitu baru.

And this December, I wonder how my life goes for the next year. Yeah, too early to say it, I can't guarantee, Am I going to life tomorrow. But, I just wonder where this December will take me with.Thanks God. For everythings.


Brebes
December, 3rd 2017
02.08 am.

0 comments

Ditunggu komentarnya ^_^

You Might Also Like

Instagram